A THIRTY-ONE-YEARS-OLD FEMALE WITH SLE AND SYSTEMIC SCLERODERMA
DOI:
https://doi.org/10.24293/ijcpml.v23i3.1210Keywords:
Systemic lupus erythematosus, skleroderma, ANA, Ds-DNA, anti Scl-70Abstract
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit rematik autoimun yang ditandai adanya inflamasi luas, yang mempengaruhi
setiap organ atau sistem dalam tubuh. Sklerosis sistemik (skleroderma) adalah penyakit multisistem kronis yang tidak diketahui
penyebabnya, ditandai dengan penebalan kulit akibat penumpukan jaringan ikat disertai kelainan fungsi dan bentuk organ visceral.
Seorang perempuan 31 tahun mengalami nyeri jari-jari dan sendi. Lima tahun lalu didiagnosis kusta serta diobati selama satu tahun.
Pemeriksaan fisik didapatkan mouse face appearance, teleangiektasis, salt and pepper appearance, sclerodactili, artritis, serta calcinosis.
Peregangan dan pengerasan kulit simetris. Hemoglobin menurun, sediaan darah tepi terdapat sebaran roleaux, neutrofilia dan limfosit
teraktivasi. Indirect Coomb Test (ICT) inkompatibel. SGOT, total protein, globulin meningkat. Anti Ds-DNA meningkat lima kali dan ANA
meningkat dua puluh kali lipat dari batas normal. Diagnosis SLE didasarkan pada peningkatan kadar ANA dan Ds-DNA. Skleroderma
didasarkan pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan hematologi dan anti Scl-70 (anti tropoisomerase I)